A. KARANGAN ILMIAH
1.
PENGERTIAN
Karya
Ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan (yang berupa hasil
pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, dan pengetahuan orang
lain sebelumnya.
Karya
ilmiah: pernyataan sikap ilmiah peneliti.
2. Macam-Macam
Karangan Ilmiah
1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan
suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat
empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif
atau induktif.
2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya.
4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis
mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari
penelitian sendiri.
5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor (S3).
3. Sifat
Karya Ilmiah
1. lugas dan tidak emosional
mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis
disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif
satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. efisien
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
mempunyai satu arti, sehingga tidak ada tafsiran sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2. Logis
disusun berdasarkan urutan yang konsisten
3. Efektif
satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan pengembagan.
4. efisien
hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami
5. ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.
4. Contoh
Karya ilmiah berbentuk Jurnal :
5. Ciri –
ciri Karangan Ilmiah
a. Menyajikan fakta objektif secara sistematis
b. Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
c. Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
d. Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
e. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
f. Tidak emotif menonjolkan perasaan
g. Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta
B.
Karangan Non Ilmiah
1. Pengertian
Karangan
non ilmiah dibuat dengan penulis berdasarkan pengalaman penulis sehingga hasil
yang diperoleh dari karangan non ilmiah bersifat subjektif bukan objektif.
Sehingga berbeda dengan karya ilmiah yang memiliki bukti dan fakta-fakta dari
berbagai sumber dan umum. Dalam penulisan non ilmiah semua orang dapat
memberikan ekspresi, imajinasi serta kebebasan dalam menulis sehingga karya
ilmiah digunakan oleh semua kalangan.
Terdapat
beberapa contoh karangan non ilmiah diantaranya adalah novel, cerpen, dongeng
dan naskah drama. Penulisan tersebut tidak dibatasi oleh fakta namun dapat
berisikan ilustrasi dan imajinasi penulis.
2. Ciri –
ciri
·
Tidak dibatasi oleh struktur bahasa yang baku
·
Penulis dapat memberikan penjelasan yang
imajinatif
·
Tidak terdapat pembatasan dalam struktur
penulisan
3. Jenis
·
Dongeng
·
Cerpen
·
Novel
·
Drama
·
Roman.
4. Sifat
·
Bahasa yang
digunakan bebas tidak harus baku
·
Bebas tidak
dibatasi struktur penulisan
·
Penggunaan
gaya bahasa bersifat persuasif
·
Tidak harus
fakta namun dapat bersifat imajinatif
·
Dapat bersifat
subjektif dalam kesimpulan
5. Contoh
2 Days
Cerpen Karangan: Latifah Ramadhani
Di sebuah kamar, seseorang sedang melamun di atas tempat tidurnya sambil memegangi ponselnya.
Suara orang itu terdengar “Aku belum tahu persis perasaanku, 7 bulan ini kau memberikan perhatian yang sungguh tulus padaku. Tapi, saat berada di sampingmu aku akan merasa senang, aku tidak tahu ini rasa senang dalam bentuk apa tapi aku benar-benar merasa senang.”
Prilia yang semula berbaring di atas tempat tidurnya kemudian merubah posisinya menjadi duduk. “Kemarin.. kau bertanya padaku, seberapa besar aku mencintaimu, tapi.. aku belum bisa menjawab, dan berkata dengan ceria itu rahasia.” Prilia tersenyum. “Aku kekanak-kanakan.”
Prilia berjalan menuju jendela kamarnya dan melihat keluar jendela. “7 Bulan yang lalu.. saat kau menyatakan cinta padaku, aku sempat bingung untuk menjawab jadi aku putuskan untuk menjawab pada hari besok. Dan besoknya aku menjawab ‘Ya’ untuk tawarannya itu. Tapi, aku menerimanya bukan karena cinta, melainkan ada maksud yang lain. Kau si cerdas, rangking satu umum dan menyatakan cinta pada siswi yang tidak ada pintarnya sama sekali? Itu benar-benar menggemparkan masyarakat sekolah.”
Prilia membuka raportnya yang terdapat pada meja belajarnya. “Yang lebih menggemparkannya lagi, aku mendapatkan rangking 2 umum bulan lalu. Tentu saja itu karena si cerdas pacarku yang mengajariku. Sebenarnya.. alasanku menerimanya waktu itu karena aku berfikir, bila aku berpacaran dengan si cerdas ini mungkin aku bisa menjadi baik dan kemudian menjadi lebih baik, dan benar itu terjadi.”
Di sekolah.
“Harry, kenapa rangkingmu susah sekali terkalahkan?” Tanya Prilia saat berada di kantin bersama Harry.
“Bukan susah, kalian yang ingin mengalahkanku hanya perlu berusaha yang lebih giat lagi.” Jawab Harry sambil tersenyum memandangi pacarnya.
“Mereka semua sudah berusaha, tapi ini benar-benar rumit, dan kau tahu? Karena kau mengajariku dengan baik posisi mereka yang ingin mengalahkanmu harus tertahan dulu karena aku yang mendapatkan rangking 2 umum itu.”
“Karena kau sudah berusaha dengan keras.”
“Benarkah?” Prilia tersenyum senang mendengar itu. Lalu ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.
Harry menyadari itu. “Ada apa denganmu?”
Prilia memandang Harry. “Harry, aku ingin meminta sesuatu darimu.”
Harry tersenyum. “Apa?”
Dengan ragu, Prilia mengutarakan yang selama ini ia ingin lakukan. “Harry, bisakah kita selama 2 hari ini tidak bertemu? Kalaupun bertemu di sekolah, bisakah kau pura-pura tidak mengenalku?”
Harry terkejut lalu meletakkan sendoknya. “Kenapa?”
“Kau kemarin bertanya kan? Kalau seberapa besar aku mencintaimu? Aku ingin memastikan.”
“Memastikan? Apa selama ini kau masih ragu dengan perasaanmu?” Tanya Harry terlihat kecewa. “Aku mau kembali ke kelas.” Kata Harry lalu berlalu pergi meninggalkan Prilia. Prilia mengejar.
“Kalau kau tidak mau, juga tidak apa-apa. Aku senang berada di dekatmu.” Kata Prilia tersenyum sambil mengejar Harry yang jalannya cepat sekali. Tiba-tiba Harry menghentikan langkahnya yang membuat Prilia harus menabrak punggung Pacarnya sendiri.
“Auu..” Prilia memegangi kepalanya. Harry terlihat khawatir. “Apa kau mengejarku dengan menundukkan kepalamu?”
“Tidak.” Prilia menunjukkan sebuah batu. “Aku hampir terjatuh karena itu tapi untungnya kau berhenti di waktu yang sangat tepat, Terimakasih. Kau selalu melindungiku.”
“Aku tidak melindungimu, aku hanya kebetulan berhenti.” Kata Harry dingin lalu kemudian pergi.
Prilia memandang Harry dengan tatapan sedih. “Ini pertama kalinya kau bersikap marah padaku. Tapi ini membantu, aku ingin tahu.. apakah aku menyukaimu apa tidak?”
“Harry, kenapa rangkingmu susah sekali terkalahkan?” Tanya Prilia saat berada di kantin bersama Harry.
“Bukan susah, kalian yang ingin mengalahkanku hanya perlu berusaha yang lebih giat lagi.” Jawab Harry sambil tersenyum memandangi pacarnya.
“Mereka semua sudah berusaha, tapi ini benar-benar rumit, dan kau tahu? Karena kau mengajariku dengan baik posisi mereka yang ingin mengalahkanmu harus tertahan dulu karena aku yang mendapatkan rangking 2 umum itu.”
“Karena kau sudah berusaha dengan keras.”
“Benarkah?” Prilia tersenyum senang mendengar itu. Lalu ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah.
Harry menyadari itu. “Ada apa denganmu?”
Prilia memandang Harry. “Harry, aku ingin meminta sesuatu darimu.”
Harry tersenyum. “Apa?”
Dengan ragu, Prilia mengutarakan yang selama ini ia ingin lakukan. “Harry, bisakah kita selama 2 hari ini tidak bertemu? Kalaupun bertemu di sekolah, bisakah kau pura-pura tidak mengenalku?”
Harry terkejut lalu meletakkan sendoknya. “Kenapa?”
“Kau kemarin bertanya kan? Kalau seberapa besar aku mencintaimu? Aku ingin memastikan.”
“Memastikan? Apa selama ini kau masih ragu dengan perasaanmu?” Tanya Harry terlihat kecewa. “Aku mau kembali ke kelas.” Kata Harry lalu berlalu pergi meninggalkan Prilia. Prilia mengejar.
“Kalau kau tidak mau, juga tidak apa-apa. Aku senang berada di dekatmu.” Kata Prilia tersenyum sambil mengejar Harry yang jalannya cepat sekali. Tiba-tiba Harry menghentikan langkahnya yang membuat Prilia harus menabrak punggung Pacarnya sendiri.
“Auu..” Prilia memegangi kepalanya. Harry terlihat khawatir. “Apa kau mengejarku dengan menundukkan kepalamu?”
“Tidak.” Prilia menunjukkan sebuah batu. “Aku hampir terjatuh karena itu tapi untungnya kau berhenti di waktu yang sangat tepat, Terimakasih. Kau selalu melindungiku.”
“Aku tidak melindungimu, aku hanya kebetulan berhenti.” Kata Harry dingin lalu kemudian pergi.
Prilia memandang Harry dengan tatapan sedih. “Ini pertama kalinya kau bersikap marah padaku. Tapi ini membantu, aku ingin tahu.. apakah aku menyukaimu apa tidak?”
Harry duduk di tepi lapangan basket sambil memperhatikan
mereka-mereka yang bermain.
“Hey, mana pacarmu?” Tanya seseorang dan duduk di samping Harry.
“Mungkin di kelasnya.” Jawab Harry sedikit cuek.
“Ini pertama kalinya aku tidak melihatmu bersamanya.” Kata Orang itu lagi.
Harry tidak menanggapi melainkan mengganti topik pembicaraan. “Oh iya Wahyu, aku juga ingin masuk tim basket.”
“Apa masuk? Apa aku tidak salah dengar?”
“Kenapa mesti salah dengar?”
“Kau tidak takut prestasimu menurun?”
“Kenapa mesti takut? Kau pikir siswa yang mendapatkan rangking tertinggi hanya tahu belajar?”
“Itu memang yang kupikirkan.” Kata Wahyu.
“Bagaimana? Apa masih bisa?”
“Tentu saja, besok kau tunggu aku di lapangan bola saja.”
“Baiklah.” Kata Harry dan langsung pergi yang membuat Wahyu sedikit kesal.
“Hey, mana pacarmu?” Tanya seseorang dan duduk di samping Harry.
“Mungkin di kelasnya.” Jawab Harry sedikit cuek.
“Ini pertama kalinya aku tidak melihatmu bersamanya.” Kata Orang itu lagi.
Harry tidak menanggapi melainkan mengganti topik pembicaraan. “Oh iya Wahyu, aku juga ingin masuk tim basket.”
“Apa masuk? Apa aku tidak salah dengar?”
“Kenapa mesti salah dengar?”
“Kau tidak takut prestasimu menurun?”
“Kenapa mesti takut? Kau pikir siswa yang mendapatkan rangking tertinggi hanya tahu belajar?”
“Itu memang yang kupikirkan.” Kata Wahyu.
“Bagaimana? Apa masih bisa?”
“Tentu saja, besok kau tunggu aku di lapangan bola saja.”
“Baiklah.” Kata Harry dan langsung pergi yang membuat Wahyu sedikit kesal.
Besok di sekolah.
Prilia mencari-cari sosok Harry, ia ingin meminta maaf dan tidak ingin membahas 2 hari itu lagi.
“Harry kau di mana?” Prilia menunggu di pintu gerbang sekolah saat pulang sekolah.
“Di mana dia?” Prilia tidak menemukan Aidil di antara ratusan siswa yang akan keluar dari sekolah.
Prilia mencari-cari sosok Harry, ia ingin meminta maaf dan tidak ingin membahas 2 hari itu lagi.
“Harry kau di mana?” Prilia menunggu di pintu gerbang sekolah saat pulang sekolah.
“Di mana dia?” Prilia tidak menemukan Aidil di antara ratusan siswa yang akan keluar dari sekolah.
“Ternyata bermain basket itu seru.” Kata Harry.
“Itu memang benar.” Tanggap Wahyu. Tiba-tiba langkah Wahyu terhenti. “Astaga, aku lupa! Ponselku tertinggal, kau pulanglah dulu.” Kata Wahyu lalu berlari pergi.
“Itu memang benar.” Tanggap Wahyu. Tiba-tiba langkah Wahyu terhenti. “Astaga, aku lupa! Ponselku tertinggal, kau pulanglah dulu.” Kata Wahyu lalu berlari pergi.
Harry akhirnya jalan sendirian. Saat ingin berjalan keluar
sekolah, langkah Aidil terhenti dan menyadari ada Prilia yang sedang duduk
dan.. “Tertidur?” Harry bingung. Harry merasa kasihan, tapi kenapa ia tertidur
di situ?
Harry berjalan menuju satpam yang sedang memakan gorengan.
“Pak, ada siswi yang ketiduran di sana, kau harus membangunkannya.” Kata Harry.
“Kau saja yang membangunkannya.” Kata Satpam kesal.
“Tidak bisa, kau yang harus membangunkannya. Aku mau pulang.” Kata Harry lalu berjalan pergi.
Satpam itu pun dengan enggan meninggalkan gorengannya dan menuju Prilia.
“Hey, apa kau mau tidur di sini?” Tanya Satpam kesal.
Prlila terkejut lalu terbangun. “Ou maaf, ini sudah jam berapa?”
“Ini sudah jam 4 sore.” Jawab satpam.
“Ou, dia pasti sudah pulang. Kalau begitu aku pulang dulu.” Kata Prila lalu berjalan pergi dengan mukanya yang lesu.
Harry yang ternyata tadinya bersembunyi langsung keluar saat melihat Prilia sudah pergi. “Apa dia menungguku? Aku minta maaf.” Katanya sedih.
Harry berjalan menuju satpam yang sedang memakan gorengan.
“Pak, ada siswi yang ketiduran di sana, kau harus membangunkannya.” Kata Harry.
“Kau saja yang membangunkannya.” Kata Satpam kesal.
“Tidak bisa, kau yang harus membangunkannya. Aku mau pulang.” Kata Harry lalu berjalan pergi.
Satpam itu pun dengan enggan meninggalkan gorengannya dan menuju Prilia.
“Hey, apa kau mau tidur di sini?” Tanya Satpam kesal.
Prlila terkejut lalu terbangun. “Ou maaf, ini sudah jam berapa?”
“Ini sudah jam 4 sore.” Jawab satpam.
“Ou, dia pasti sudah pulang. Kalau begitu aku pulang dulu.” Kata Prila lalu berjalan pergi dengan mukanya yang lesu.
Harry yang ternyata tadinya bersembunyi langsung keluar saat melihat Prilia sudah pergi. “Apa dia menungguku? Aku minta maaf.” Katanya sedih.
Di rumahnya
Prilia sedang murung, dalam hati Prilia berkata “Apa kau berusaha menghindariku? Atau kau menyetujui apa yang kukatakan? Atau yang lebih buruknya lagi.. Kau… Ah tidak mungkin.” Prilia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Harry bukan orang seperti itu, aku sangat mengenalnya.”
Prilia menghubungi Harry namun usahanya sia-sia karena Aidil tidak mengangkat teleponnya. “Harry kau sangat berubah saat setelah aku mengatakan itu, dan kau tahu? Aku sangat merindukanmu.”
Prilia sedang murung, dalam hati Prilia berkata “Apa kau berusaha menghindariku? Atau kau menyetujui apa yang kukatakan? Atau yang lebih buruknya lagi.. Kau… Ah tidak mungkin.” Prilia menggeleng-gelengkan kepalanya. “Harry bukan orang seperti itu, aku sangat mengenalnya.”
Prilia menghubungi Harry namun usahanya sia-sia karena Aidil tidak mengangkat teleponnya. “Harry kau sangat berubah saat setelah aku mengatakan itu, dan kau tahu? Aku sangat merindukanmu.”
Di rumahnya, Harry memandangi ponselnya. “Kau menelponku
beberapa kali, apa kau sudah tahu perasaanmu padaku? Sungguh, aku sangat kecewa
saat mengetahui kalau kau masih ragu akan hal ini. Walau kau tidak pernah
memberi tahuku secara langsung tapi.. aku mengerti dari raut wajah dan cara
bicaramu.”
Besoknya di sekolah.
“Aku tidak mengerti maksudmu untuk ini, tapi aku minta penjelasan.. kau kemarin ada di mana? aku mencarimu.” Kata Prilia kesal saat bertemu dengan Harry di taman dengan Erphonenya.
Harry, entah ia mendengar apa yang dikatakan Tifa atau tidak karena ia memakai erphonenya. “Apa aku bicara sia-sia? Kau bahkan tidak mendengarnya.” Kata Prilia dan langsung mengambil erphone Harry dengan kesal.
“Apa yang kau lakukan?” Bentak Harry.
Prilia diam terpaku mendengar bentakan yang ia dapat dari kekasihnya sendiri. “Baiklah, aku pikir.. karena aku sendiri kau berubah.” Kata Prilia dan berbalik pergi.
Harry merasa bersalah dan memandang kepergian Prilia itu dengan sedih.
“Aku tidak mengerti maksudmu untuk ini, tapi aku minta penjelasan.. kau kemarin ada di mana? aku mencarimu.” Kata Prilia kesal saat bertemu dengan Harry di taman dengan Erphonenya.
Harry, entah ia mendengar apa yang dikatakan Tifa atau tidak karena ia memakai erphonenya. “Apa aku bicara sia-sia? Kau bahkan tidak mendengarnya.” Kata Prilia dan langsung mengambil erphone Harry dengan kesal.
“Apa yang kau lakukan?” Bentak Harry.
Prilia diam terpaku mendengar bentakan yang ia dapat dari kekasihnya sendiri. “Baiklah, aku pikir.. karena aku sendiri kau berubah.” Kata Prilia dan berbalik pergi.
Harry merasa bersalah dan memandang kepergian Prilia itu dengan sedih.
—
“Aku tahu ini salahku, tapi.. bisakah kau tidak membentakku?
Bisakah kau tidak bersikap seperti itu? Apa kau tidak tahu perasaanku? Aku
sangat merindukanmu.. aku merasa aneh karena satu harian kemarin aku tidak
melihatmu. Kau yang selama ini berada di sampingku kemudian menghilang. Aku
sangat sedih, aku menyadari.. kalau 2 hari ini begitu menyakitkan. 2 hari ini
kau tidak ada di sampingku..” Kata Prilia sambil beberapa kali meneteskan air
matanya. “Dan aku menyadari 2 hari itu telah menyadarkanku kalau aku
benar-benar mencintaimu, maaf aku baru sadar sekarang.” Kata Prilia lirih. Ia
menangis sejadi-jadinya pada jam 03.00 subuh.
Besok paginya. Prilia berangkat sekolah dengan sepedanya.
Wajahnya terlihat kusut dan matanya masih kelihatan sembab. Benar-benar kacau.
Harry yang sedang bermain basket melihat Prilia yang bena-benar kacau. Harry memasukkan bola ke ring, membuat para siswi bertepuk tangan dan memujui-muji Harry yang jago bermain basket.
“Aku izin sebentar.” Kata Harry.
Prilia memarkir sepedanya, namun sepedanya terus-terusan jatuh. Prilia benar-benar kesal lalu memperbaiki posisi sepedanya tapi tetap saja jatuh. Tiba-tiba ada yang membantunya, dan sepedanya pun tidak jatuh lagi.
Tanpa melihat siapa orang itu, Prilia berterimakasih. “Kau sangat baik.” Kata Prilia lalu berjalan pergi. Tapi tangannya ditahan oleh orang itu. Masih dengan menunduk, Prilia membiarkan orang yang menahan tangannya itu menariknya entah ke mana. Prilia benar-benar belum menyadari siapa orang yang mentariknya.
Orang itu menghentikan langkahnya saat berada di taman lalu membiarkan Prilia duduk dan ia juga ikut duduk di samping Prilia.
“Ada apa denganmu?” Tanya orang itu. Prilia merasa familiar dengan suara orang itu. Prilia dengan segera berbalik. “Harry?”
“Kau tidak menyadari kalau ini aku?” Tanya Harry bingung.
Prilia tidak menjawab. ia bersandar pada bangku yang ia duduki, lalu menutup matanya.
“Apa kau sakit?” Tanya Harry sambil menyentu dahi Prilia. “Kau sedikit demam.” Prilia masih tidak berbicara.
“Apa kau sudah menangis?” Tanya Harry khawatir, tapi Prilia tidak menjawab.
“Ada apa denganmu?” Tanya Harry makin khawatir. “Apa karena aku?” Prilia belum juga menjawab. Harry memegang tangan Prilia.
“Prilia, aku minta maaf.” Kata Harry lirih.
Tanpa membuka matanya Prilia berkata dengan lirih. “Kau tidak salah, dan tidak pernah salah. Aku yang salah. Aku dulu menerimamu bukan karena aku menyukaimu, tapi aku menerimamu hanya untuk memanfaatkanmu. Tapi.. saat kau tidak ada di sampingku, kau mau tahu rasanya? Itu aneh, aku bilang aku tidak menyukaimu tapi kenapa aku harus merindukanmu? Kenapa aku begitu sakit saat kau membentakku dan aku tersadar kalau sebenarnya aku menyukaimu, dan mencintaimu. Aku benar benar bodohh..” Kata-kata Prilia terhenti oleh Harry yang menutup mulut Prilia. Prilia meneteskan air matanya.
Harry menarik nafasnya lalu tersenyum. “Aku senang kau sudah menyadarinya.” Harry menghapus air mata Prilia dengan lembut.
“2 Hari tidak bersamamu, aku benar-benar tersiksa.” Kata Prilia. Harry tersenyum lalu memeluk Prilia. “Aku sangat bahagia sekarang.”
Harry yang sedang bermain basket melihat Prilia yang bena-benar kacau. Harry memasukkan bola ke ring, membuat para siswi bertepuk tangan dan memujui-muji Harry yang jago bermain basket.
“Aku izin sebentar.” Kata Harry.
Prilia memarkir sepedanya, namun sepedanya terus-terusan jatuh. Prilia benar-benar kesal lalu memperbaiki posisi sepedanya tapi tetap saja jatuh. Tiba-tiba ada yang membantunya, dan sepedanya pun tidak jatuh lagi.
Tanpa melihat siapa orang itu, Prilia berterimakasih. “Kau sangat baik.” Kata Prilia lalu berjalan pergi. Tapi tangannya ditahan oleh orang itu. Masih dengan menunduk, Prilia membiarkan orang yang menahan tangannya itu menariknya entah ke mana. Prilia benar-benar belum menyadari siapa orang yang mentariknya.
Orang itu menghentikan langkahnya saat berada di taman lalu membiarkan Prilia duduk dan ia juga ikut duduk di samping Prilia.
“Ada apa denganmu?” Tanya orang itu. Prilia merasa familiar dengan suara orang itu. Prilia dengan segera berbalik. “Harry?”
“Kau tidak menyadari kalau ini aku?” Tanya Harry bingung.
Prilia tidak menjawab. ia bersandar pada bangku yang ia duduki, lalu menutup matanya.
“Apa kau sakit?” Tanya Harry sambil menyentu dahi Prilia. “Kau sedikit demam.” Prilia masih tidak berbicara.
“Apa kau sudah menangis?” Tanya Harry khawatir, tapi Prilia tidak menjawab.
“Ada apa denganmu?” Tanya Harry makin khawatir. “Apa karena aku?” Prilia belum juga menjawab. Harry memegang tangan Prilia.
“Prilia, aku minta maaf.” Kata Harry lirih.
Tanpa membuka matanya Prilia berkata dengan lirih. “Kau tidak salah, dan tidak pernah salah. Aku yang salah. Aku dulu menerimamu bukan karena aku menyukaimu, tapi aku menerimamu hanya untuk memanfaatkanmu. Tapi.. saat kau tidak ada di sampingku, kau mau tahu rasanya? Itu aneh, aku bilang aku tidak menyukaimu tapi kenapa aku harus merindukanmu? Kenapa aku begitu sakit saat kau membentakku dan aku tersadar kalau sebenarnya aku menyukaimu, dan mencintaimu. Aku benar benar bodohh..” Kata-kata Prilia terhenti oleh Harry yang menutup mulut Prilia. Prilia meneteskan air matanya.
Harry menarik nafasnya lalu tersenyum. “Aku senang kau sudah menyadarinya.” Harry menghapus air mata Prilia dengan lembut.
“2 Hari tidak bersamamu, aku benar-benar tersiksa.” Kata Prilia. Harry tersenyum lalu memeluk Prilia. “Aku sangat bahagia sekarang.”
C. Metode Ilmiah
1. Pengertian
1. Metode : Cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah
sistematis
2. Metodologi : Pengkajian yang mempelajari peraturan-peraturan dari metode tersebut
3. Metodologi Ilmiah : Pengkajian dari peraturan-peraturan dalam metode ilmiah
2. Metodologi : Pengkajian yang mempelajari peraturan-peraturan dari metode tersebut
3. Metodologi Ilmiah : Pengkajian dari peraturan-peraturan dalam metode ilmiah
Menurut Almadk
(1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap
penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Sedangkan Ostle (1975)
berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran terhadap sesuatu untuk
memperoleh sesuatu interelasi.”
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
Metode ilmiah dalam meneliti mempunyai kriteria serta langkah-langkah tertentu dalam Metode ilmiah bekerja. seperti di bawah ini. Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan sebagainya.
2. Tujuan
1. Untuk
meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis, menyusun, mengambil kesimpulan
maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang ada.
2. Untuk
mengorganisasikan fakta
3. Merupakan
suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
logis.
4. Untuk
mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari penentuan masalah, pengumpulan data
yang relevan, analisis data dan interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan
kesimpulan.
5.
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang teruji) sehingga merupakan
pengetahuan yang dapat diandalkan.
3. Sikap Ilmiah
Sikap ilmiah
adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti, untuk dapat
melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula.
Sikap-sikap ilmiah meliputi
:
i.
Obyektif
terhadap fakta. Obyektif artinya menyatakan segala sesuatu tidak dicampuri oleh perasaan senang atau
tidak senang.
Contoh: Seorang peneliti menemukan
bukti pengukuran volume benda 0,0034 m3, maka ia harus mengatakan juga
0,0034m3, padahal seharusnya 0,005m3.
ii.
Tidak
tergesa-gesa mengambil kesimpulan bila belum cukup data yang
mendukung kesimpulan itu.
Contoh: Ketika seorang ilmuwan
menemukan hasil pengamatan suatu burung
mempuyai paruh yang panjang dan lancip, maka dia tidak segera
mengatakan semua burung paruhnya panjang dan lancip, sebelum data-datanya cukup
kuat mendukung kesimpulan tersebut.
iii.
Berhati
terbuka artinya bersedia menerima pandangan atau gagasan orang
lain, walaupun gagasan tersebut bertentangan dengan penemuannya sendiri.
Sementara itu, jika gagasan orang lain memiliki cukup data yang mendukung
gagasan tersebut maka ilmuwan tersebut tidak ragu menolak temuannya sendiri.
iv.
Tidak
mencampuradukkan fakta dengan
pendapat.
Contoh: Tinggi batang kacang tanah di
pot A pada umur lima (5) hari 2 cm, yang di pot B umur lima hari tingginya 6,5
cm. Orang lain mengatakan tanaman kacang tanah pada pot A terlambat
pertumbuhannya, pernyataan orang ini merupakan pendapat bukan fakta.
v.
Bersikap
hati-hati. Sikap hati-hati ini ditunjukkan oleh ilmuwan dalam
bentuk cara kerja yang didasarkan pada sikap penuh pertimbangan, tidak ceroboh,
selalu bekerja sesuai prosedur yang telah ditetapkan, termasuk di dalamnya
sikap tidak cepat mengambil kesimpulan. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan
penuh kehati-hatian berdasarkan fakta-fakta pendukung yang benar-benar akurat.
vi.
Sikap
ingin menyelidiki atau keingintahuan (couriosity) yang
tinggi. Bagi seorang ilmuwan hal yang dianggap biasa oleh orang pada
umumnya, hal itu merupakan hal penting dan layak untuk diselidiki.apabila
menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya;
senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiwa; kebiasaan menggunakan
alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan
gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
vii.
Sikap
menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang
karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan
oleh orang atau bangsa lain.
viii.
Sikap
tekun, Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi
eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan
–kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia
berusaha bekerja dengan teliti.
4. Langkah langkah
Pelaksanaan Penulisan Ilmiah
1. Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis,
menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang
ada.
2. Untuk mengorganisasikan fakta
3. Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur
oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
4. Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan
interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
5. Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang
teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
SUMBER :
https://aryonelmessi.wordpress.com/2011/02/24/penulisan-ilmiah-2/
Komentar
Posting Komentar